PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN SINERGIS DENGAN KOMITE DI MTS HUBBUL WATHON SANGATTA SELATAN

Nabila Dede Ramadani, NIM 20.1.12.008. Judul Skripsi Peran Kepala Madrasah Dalam Menciptakan Hubungan Sinergis Dengan Komite Di MTS Hubbul Wathon Sangatta Selatan. Jurusan Tarbiyah Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, STAI Sangatta Kutai Timur. Dibimbing oleh Bapak Mahfud Ifendi M.Pd.I. selaku pembimbing I dan Bapak Muhammad Ibnu Faruk M.Pd. selaku pembimbing II.
Peran kepala madrasah sebagai supervisor orang yang berpengaruh untuk melaksanakannya dan sebagai leader dapat mendorong madrasah agar menwujudkan visi dan misi madrasah. Sinergis di bangun melalui komunikasi dan koordinasi. Organisasi adalah unit yang dikoordinasi oleh banyak orang, serta memiliki fungsi agar mencapai suatu target tertentu dengan memerlukan komunikasi dengan tujuan pencapaian Bersama. Untuk itu peneliti mengambil judul Peran Kepala Madrasah Dalam Menciptakan Hubungan Sinergis Dengan Komite Di MTS Hubbul Wathon Sangatta Selatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Bagaimana peran kepala madrasah dalam menciptakan hubungan sinergis dengan komite sekolah. 2) Strategi yang dipakai kepala madrasah untuk menciptakan hubungan sinergis dengan komite sekolah. 3) Faktor pendukung dan penghambat peran kepala madrasah dalam menciptakan hubungan sinergis dengan komite sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun yang menjadi informan adalah kepala madrasah, komite, guru dan siswi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini diantaranya adalah: 1) Kepala madrasah memiliki peran leader untuk fokus menjaga komunikasi aktif dua arah antara pengurus komite dan pihak sekolah guna menjaga hubungan sinergis dalam melaksanakan kerja kerja organisasi tersebut. 2) Upaya yang dilakukan kepala madrasah adalah selalu menjalin komunikasi dan melakukan perencanaan tujuan. Kepala madrasah juga sering melakukan obeservasi ke kelas-kelas guna menghindari jam kosong. 3) faktor pendukung karena kepala madrasah mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu bekerjasama dengan pihak komite sehingga masalah tentang madrasah bisa teratasi dengan baik, dengan cara siswa yang berada di daerah sangatta atau pun siswa yang diluarsangatta tetapi sudah ada uang lebih yang mentalang terlebih dahulu untuk iuran kelas. faktor penghambat. Salah satu faktor penghambat adalah masalah uang iuran karena ada beberapa siswa/siswi berasal dari luar daerah Sangatta yang harus menunggu transferan dari orang tua