PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA DI SMA NEGERI 2 SANGATTA UTARA

Imro‟atuz Zuhroul Maulidah. Nim 20.1.11.013. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengembangkan Pendidikan Multikultural Pada Pengembangan Sikap Toleransi Siswa di SMA Negeri 2 Sangatta Utara. Skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Sangatta Kutai Timur. Dibimbing oleh Ramdanil Mubarok, M.M selaku pembimbing I dan Muhammad Imam Syafi‟i, M.Pd selaku pembimbing II.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan sikap toleransi siswa, dan untuk memahami faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi oleh guru dalam proses tersebut.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian langsung yang dilakukan dilapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, lokasi
penelitian ini berada di SMA Negeri 2 Sangatta Utara yang terletak di Jl. Soekarno Hatta KM 2.5 Sangatta Utara, sumber data penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi, adapun teknik analisis yang digunakan adalah teknik Miles dan Huberman dengan kondensasi data, penyajian data, penggambaran dan memverifikasi kumpulan, uji keabsahan pada penelitian ini yaitu menggunakan pengamatan serta triangulasi data, adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru PAI dan siswa SMA Negeri 2 Sangatta Utara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru PAI di SMA Negeri 2 Sangatta Utara berperan dalam mengembangkan sikap toleransi siswa, guru PAI berperan sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih dan pemodel. Selain itu, guru PAI juga berperan dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi melalui diskusi, studi kasus, dan kegiatan ekstrakurikuler, serta menciptakan lingkungan yang menghargai keberagaman dengan mendorong interaksi positif antar siswa dari berbagai latar belakang agama. Faktor pendukung dalam penerapan pendidikan multikultural antara lain komitmen guru, kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, serta dukungan dari pihak administrasi sekolah, sedangkan faktor penghambatnya antara lain siswa baru yang kesulitan dalam beradaptasi dan kurangnya dukungan dari lingkungan rumah, yang seringkali berkaitan dengan internal